Wednesday, 9 April 2014

Paraglaiding Gn. Haruman

perbesar...

SKW : Cangkuang
Kecamatan Kadungora
Jenis Wisata : alam/sport
Daya Tarik : paraglaiding

Objek wisata dan daya tarik olah raga Paraglading Gunung Haruman tersebut berlokasi di Desa Haruman Sari, Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Propinsi Jawa Barat. Status kepemilikan tanah yang digunakan untuk Paraglaiding adalah tanah masyarakat yang masih belum dikelola secara khusus. Gunung Haruman memiliki ketingian lebih kurang 1300 m diatas permukaan laut dan gunung ini bukan merupakan jenis gunung berapi. Konfigurasi umum lahan adalah bergunung dengan kemiringan lahan agak curam yang daya serap tanahnya baik, satabilitas tanah baik dan jenis material tanahnya secara umum pasir berbatu. Gunung Haruman ini merupakan sebuah objek yang digunakan untuk olah raga Paraglaiding bagi orang-orang pecinta terbang layang.     

Adapun landasan yang digunakan untuk terbang layang memiliki luas 40 x 15 m2 yang memiliki lapisan permukaan tanah rerumputan dengan kemiringan lahan yang landai. Untuk melakukan olah raga terbang layang, setiap pengunjung biasanya membawa peralatan sendiri, hal ini dikarenakan belum adanya pengelolaan secara khusus sehingga tidak tersedia peralatan yang dibutuhkan.
Untuk mencapai kawasan terbang layang Gunung Haruman kita dapat melalui jalan raya Garut ? Bandung yang melewati Kecamatan Kadungora. Dari Kecamatan Kadungora dapat menggunakan kendaraan pribadi atau ojeg menuju Desa Haruman Sari. Adapun jarak yang ditempuh dari Kecamatan Kadungora menuju Desa Haruman Sari berjarak lebih kurang 15 km dengan lebar jalan 2-4 m yang memiliki kualitas jalan kurang. Sedangkan untuk menuju landasan terbang layang dari Desa Haruman Sari berjarak 7-8 km, yang biasanya para pengunjung menggunakan mobil jeep atau sejenisnya, hal ini disebabkan oleh kondisi jalan yang sangat rusak sehingga tidak memungkinkan untuk dilalui oleh mobil selain jeep.

Kegiatan wisata yang bias dilakukan di kawasan ini adalah terbang layang, traking, menikmati pemandangan dan fotografi. Pengunjung yang dating ke Gunung Haruman berasal dari Jakarta, Jateng dam Jawa Timur. Serta pengunjung mancanegara berasal dari Singapura, Belanda, Korea dan Amerika yang hendak melakukan olah raga Paraglaiding. 

Gunung Guntur

perbesar...  perbesar...

SKW : Cipanas
Kecamatan Tarogong Kaler
Jenis Wisata : Alam
Daya Tarik : Panorama Alam
Jarak Tempuh : 8 km

Lingkungan Alam Fisik
Gunung Guntur adalah salah satu gunung yang dimiliki oleh Kabupaten Garut, yang terletak di Kampung Dukuh Desa Pananjung Kecamatan Tarogong Kaler. Gunung ini memiliki luas kawasan sekitar 250 ha yang masih berupa areal terbuka, dan seluruhnya dikelola oleh BKSDA Jawa Barat II yang mengacu pada aspek legalitas berupa SK Mentri Kehutanan No:274/kpts II/99. Wilayah Gunung Guntur terletak 3 km dari ibukota Kecamatan Tarogong Kaler dan 7 km dari ibukota Kabupaten Garut. Gunung Guntur yang merupakan gunung yang masih aktif dengan aktivitas vulkanik ini memiliki ketinggian 2.000 m dari permukaan laut dan memiliki satu kawah yang terdapat di salah satu puncaknya. Gunung Guntur memiliki karakter bentang alam yang unik yaitu memiliki tiga bukit pada puncaknya, yang masing-masing bukitnya memiliki ketinggian 1000 m (dari kaki gunung), 1200 m, dan 1300 m pada puncak paling tinggi. Gunung ini memiliki daya tarik yang berupa medan gunung yang menantang, lembah, air terjun, sungai, panorama alam dan kawah. Gunung Guntur memiliki konfigurasi umum lahan bergunung dengan kemiringan lahan yang sangat curam dan memiliki material tanah berupa tanah pasir berbatu. Untuk stabilitas tanahnya wilayah ini tergolong labil, dengan tingkat kelongsoran tanah yang tinggi dan daya serap tanah yang cukup.
Batas administrasi wilayah Taman Wisata Alam Gunung Guntur adalah sebagai berikut :
Utara          : Desa Pasawahan
Barat          : Kab. Bandung
Selatan      : Desa Pananjung
Timur          : Desa Rancabango
Kawasan TWA Gunung Guntur belum dikembangkan secara intensif untuk kawasan pariwisata, hanya saja Gunung Guntur banyak dikunjungi para penjelajah dan dijadikan sebagai kawasan untuk berkemah, hiking dan tracking.

Aspek Khusus
Di kawasan Gunung Guntur belum terdapat fasilitas dan prasarana yang menunjang kegiatan wisata. Hal ini terjadi karena kawasan Gunung Guntur belum mendapat perhatian khusus oleh pemerintah setempat untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang dapat dipakai untuk kegiatan wisata olah raga khususnya para glading. Namun terdapat fasilitas pendukung yaitu satu buah shelter dengan kondisi yang cukup yang terdapat di lokasi Air terjun Citiis.

Aksesibilitas Menuju Objek
Untuk mencapai ke kaki gunung yang berjarak 5 km dari terminal kota Garut (terminal Guntur), dapat menggunakan angkuta kota bertarif Rp. 1.500/orang dengan jurusan Garut ? Cipanas yang beroperasi dari pukul 05.00-19.00 WIB, atau dapat menggunakan angkutan tradisional yang berupa delman dengan tarif Rp. 3.000. Aksesibilitas untuk menuju wilayah Gunung Guntur yaitu berupa jalan raya dengan kelas jalan kecamatan yang memiliki lebar 3 m dan panjang 3 km dengan kondisi baik, jalan akses yang memiliki kondisi yang cukup dengan kelas jalan desa yang memiliki lebar 2.5-3m dan panjang 2 km, dan juga terdapat jalan setapak dengan lebar 0.5-1 m dengan kondisi yang cukup.

Curug Sanghiyang Taraje

perbesar...

SKW : Rancabuaya
Kecamatan Pamulihan
Jenis Wisata : Alam
Daya Tarik : Air Terjun

Asal mula air terjun ini disebut Sanghiyang Taraje karena pada jaman dahulu air terjun ini digunakan oleh Sangkuriang untuk naik ke langit mengambil bintang atas permintaan Dayang Sumbi. Di dekat air terjun ini juga terdapat sebuah batu berbentuk tapak raksasa yang konon itu adalah tapak Sangkuriang tetapi jarang sekali orang yang dapat menemuinya. Sedangkan batu yang ada di bawah tepat air terjun menurut masyarakat setempat dipercaya sebagai tempat penyimpanan bintang (harta karun) Sangkuriang tetapi konon tempat itu dijaga oleh Belut raksasa, dan seringkali dilihat oleh masyarakat.

Kawasan air tejun ini dikelola oleh pihak perhutani, tapi kini pengelolaannya agak terdampar sehingga kawasan air terjun ini tidak terkelola dengan baik. Adapun masyarakat yang kemudian mencoba untuk mengelola kawasan ini namun hanya pada saat hari raya dan libur nasional.

Air terjun Sanghiyang Taraje terletak di Desa Pekenjeng Kecamatan Pamulihan. Luas kawasan air terjun ini 500 m2, tinggi air tejun ini 100 m. adapun batas administrasi adalah :
Utara : Desa Pananjung dan Cisandaan
Barat : Desa Garmukti
Selatan : Pananjung

Curug ini mempunyai ketinggian rata ? rata diatas laut 660 m dpl. Luas kawasan air terjun ini 0,5 Ha.dengan tinggi air terjun sekitar 45 m. jarak kawasan air tejun ini dari kecamatan ialah 32 km, sedangkan dari pusat kota Garut adalah 47 km.

Konfigurasi lahan dikawasan ini umumnya berbukit dan kemiringan lahannya agak curam. Ground cover disekitar air terjun berupa tanah rerumputan dan juga tanah bebatuan. Air terjun Sanjang Paraje ini memiliki bau air yang normal dan kualitas airnya jernih dengan rasa air yang tawar. Tingkat abrasi di kawasan ini umumnya tidak terlalu besar karena tebingnya terdiri dari bebatuan yang keras.

Pengaruh musim yang terdapat di Air Terjun Sanjang Paranje ini adalah pada saat musim kemarau debit airnya agak mengecil namun airnya menjadi sangat jernih, sedangkan pada saat musim hujan debit airnya menjadi agak besar namun warna airnya menjadi agak keruh.

Kita bisa mencapai tempat ini dengan menggunakan kendaraan pribadi ataupun dengan menggunakan kendaraan umum berjenis minibus ( Elf ) dari Pakenjeng ? Garut dengan tarif Rp 6000 ataupun dari Pakenjeng ? Garut dengan tarif Rp 3500, setelah itu menggunakan ojeg dengan tarif Rp 5000, karena jalan menuju kawasan air terjun ini tidak bisa dilewati oleh kendaraan beroda empat atau lebih.

Didalam kawasan ini terdapat dua buah shelter yang keadaannya kurang baik karena telah banyak vandalisme di dalam shelter tersebut. Wisatawan yang biasanya datang ke tempat ini berasal dari Bandung, Garut dan Jakarta sedangkan wisatawan mancanegara biasanya berasal dari Belanda dan Jepang, mereka biasanya datang untuk mengenang masa lalu atau nostalgia.

Curug Orok

 perbesar... perbesar...    perbesar...

SKW : Papandayan
Kecamatan Cikajang
Jenis Wisata : Alam
Daya Tarik : Curug, Air Terjun
Jarak Tempuh : 27 km

Asal mula air tejun ini dinamakan Curug Orok karena menurut cerita masyarakat setempat pada tahun 1968 ada seorang wanita muda yang membuang bayinya dari puncak air terjun, sehingga air terjun tersebut dinamakan Curug Orok. Kalau dilihat dari beentuknya curug ini mempunyai 2 curug, dimana yang besar melambangkan keberadaan ibu si bayi dan yang kecil melambangkan bayi tersebut.

Curug orok dengan ketinggian ? 45 M ini sudah menjadi Objek Dan Daya Tarik Wisata (selanjutnya disngkat ODTW) sejak 21 April 1996. Curug Orok merupakan jenis ODTW alam yang terletak di desa Cikandang kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Curug Orok itu sendiri dikelola oleh PT. Perkebunan Nusantara dan dimiliki oleh PT. Perkebunan Papandayan. Waktu operasi dari ODTW Curug Orok ini mulai dari pukul 09.00-16.30. Batas administrasi ODTW ini Sebagai berikut :
Utara          : Gunung Papandayan
Selatan          : Gunung Geder
Barat          : Desa Cikandang
Timur          : Kecamatan Pamulihan

Jarak kawasan ini dari Ibukota kecamatan Cikajang ?5 Km, sedangkan dari Ibukota Kabupaten Garut ? 31 Km. Curug Orok sendiri berada di ketinggian 250 M diatas permukaan laut dengan konfigurasi umum lahan berbukit karena letaknya di kaki gunung Papandayan dan tingkat kemiringan lahannya landai dan curam Tingkat stabilitas dan daya serap tanah di kawsan ini baik dan tingkat abrasi yang rendah. Jenis material tanahnya yaitu berupa tanah liat yang berbatu dan kerikil. Curug Orok memiliki air yang jernih, bau air normal dan temperatur yang dingin. Terdapat pengaruh musim dimana pada saat musim kemarau debit airnya lebih sedikit. Flora dominant di sekitar Curug Orok adalah pohon pinus, papaya dan tumbuhan liar lainnya. Sedangkan fauna yang terdapat di kawasan yaitu monyet dan ular. Kualitas dan visabilitas lingkungan di kawasan ini tergolong baik walaupun terdapat sedikit pencamaran sampah dan vandalisme di bebatuan yang disebabkan oleh pengunjung. Terdapat pula papan penunjuk jalan dan sedikit rambu iklan. Sumber daya listrik di kawasan berasal dari PLN dengan 220 volt. Sumber air bersihnya berasal dari air terjun itu sendiri yang debitnya tidak terbatas dan kualitas airnya yang jernih, rasanya tawar dan baunya normal. Sistem pembuangan limbah di Curug Orok yaitu melalui septic tank dan sistem irigasi dalam kondisi yang baik. Sedangkan sistem komunikasi di kawasan ini yaitu berupa handy talkie dengan jumlah 6 buah dalam kondisi yang cukup.

Di dalam kawasan ini terdapat beberapa kios makanan dan souvenir, yang menjual kerajinan tangan dan alat-alat rumah tangga. Terdapat tempat parkir dengan luas 500 m2 dengan daya tampung 10 bus, 20 mobil dan 50 motor. Terdapat pula sebuah pintu masuk dalam kondisi yang cukup baik. Didalam kawasan juga terdapat 2 buah toilet yang sekaligus berfungsi sebagai ruang ganti dan sebuah tempat bilas yang kondisi bangunannya kurang baik. Di kawasan Curug Orok juga terdapat sebuah shelter.di kawasan ini juga terdapat fasilitas keamanan berupa pos jaga yang juga berfungsi sebagai pos tiket. Jalan akses yang tersedia dikawasan ini yaitu jalan raya sepanjang 700 m dengan lebar jalan 3-5 m,jalan desa sepanjang200 m, dan jalan setapak berupa tangga yang panjangnya ? 200 m. Wisatawan yang berkunjung ke ODTW Curug Orok ini berasal dari Garut, Bandung, Bogor dan Jakarta. 

Curug Neglasari



SKW : Pameungpeuk
Kecamatan Cisompet
Jenis Wisata : Alam
Daya Tarik : Panorama Pantai
Jarak Tempuh : 10 km

Berjalan kaki sejauh 1 km dari jalan utama, menuju obyek wisata Curug Neglasari melewati perkebunan teh dengan udara yang sejuk. Kawasan obyek wisata ini terletak di Kec Cisompet dengan jarak 59 km dari pusat kota Garut. Dapat ditempuh dalam waktu 2,5 jam perjalanan baik dengan kendaraan pribadi atau umum menuju Cisompet.

Panoramanya indah sekali, dengan hamparan perkebunan teh yang hijau, ada beberapa air terjun dengan ketinggian yang berbeda-beda adalah daya tarik yang ditawarkan

Curug Cihanyawar




SKW : Ngamplang
Kecamatan Cilawu
Jenis Wisata : Alam
Daya Tarik : Curug, Air Terjun

Lingkungan Alam Fisik
Curug Cihanyawar ini terletak di Desa Sukamumi Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut dan berada pada ketinggian 1.000 m dpl. Oaya tarik utamanya adalah air terjun dengan ketinggian 16 m. Sumber air Curug Cihanyawar berasal dan aliran air Gunung Cipadaruun yang berasal dari mata air Cikuray.
Curug Cihanyawar berada dibawah pengelolaan PTP Nusantara VIII dan warga Desa Sukamurni. Walaupun lokasinya berada di perbatasan antara tanah milik PTP Nusantara VIII dan tanah milik masyarakat Desa Sukamurni, tetapi secara legal formal kepemilikannya berada pada tangan PTP Nusantara VIII Perkebunan Dayeuh Manggung, dan termasuk ke dalam blok perkebunan Cipang dengan luas keseluruhan 12,57 ha. Kondisi fisik secara umum berbukit-bukit dengan kemiringan lahan yang curam. lahan sekitar curug ini merupakan daerah pertanian dan perkebunan palawija masyarakat seternpat.
Flora dominan di kawasan ini adalah pohon pinus, lisamara, dan pohon kawung, sedangkan fauna didominasi oleh babi hutan, ular, musang, tupai dan berbagai jenis burung.
Curug Cihanyawar memiliki batas administrasi sebagai benkut:
     Utara     : Desa Sukamaju
     Selatan     : Desa Wangun Jaya
     Barat     : Desa Sindangsari
     Timur     : Kabupaten Tasikmalaya.
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di air terjun Cihanyawar antara lain tracking, rekreasi/piknik, menikmati pemandangan dan fotografi

Aspek Khusus
Di Curug Cihanyawar belum banyak dikernbangkan fasilitas pendukung kegiatan wisata, adapun fasilitas pendukung yang tersedia berupa 5 buah shelter yang terletak ? 50 m dari air terjun dan tempat ibadah berupa musholla dan masjid yang terletak di pemukiman penduduk. Di sekitar objek wisata ini belum tersedia fasilitas akomodasi dan makan minum, namun pengunjung dapat tinggal di Hotel Ngamplang yang terletak di Jalan Raya Tasikmalaya dengan jarak ? 2,5 km dari pusat Kecamatan Cilawu. Fasilitas rumah makan terdekat dari lokasi objek ini adalah Rumah Makan Megawati yang terletak di Jalan Raya Cigarangsang No. 42, Kecamatan Cilawu.

Aksesibilitas
Untuk mencapai lokasi air terjun Cihanyawar dapat digunakan kendaraan pribadi atau angkutan kota rute terminal Guntur-Bojongloa dengan tarif Rp.2.000,- per orang dan menggunakan alat transportasi lain seperti microbus rute Garut-Singapama dengan tarif Rp.6.000,-per orang. Pencapaian ke lokasi Curug Cihanyawar dari akhir jalan akses, pengunjung dapat menggunakan ojeg dengan tarif Rp.1.500 - Rp.3.000,- per orang. Jalan menuju ke air terjun didukung oleh jenis jalan Kecamatan dengan lebar 2,5 m dan kondisi yang cukup baik.



Curug Cimandi Racun

perbesar...  perbesar...  

SKW : Cangkuang
Kecamatan Leles
Jenis Wisata : Alam
Daya Tarik : Curug, Air Terjun
Jarak Tempuh : 23 km

Lingkungan Alam Fisik
Curug Cimandi Racun atau sering disebut juga Curug Cibuni Racun terletak di Desa Jangkurang, Kecamatan Leles, dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Rancasalak, Desa Danu di sebelah barat, Desa Cikelet di sebelah selatan, dan Desa Ranca Salak di sebelah timur. Luas kawasan desa sebesar 988.602 ha, sedangkan luas objeknya sekitar 1 ha yang status kepemilikannya adalah tanah adat masyarakat Kampung Pasir Kunci dan Kampung Singkur.

Aktivitas yang dapat dilakukan di Curug Cibuni Racun ini antara lain menikmati pemandangan alam. Kawasan ini belum dikelola secara baik dan profesional. Salah satu penyebabnya karena objek ini masuk dalam area tanah adat maka penyediaan fasilitas atau prasarana tidak begitu berorientasi pada usaha.

Aspek Khusus
Curug Cimandi Racun mempunyai ketinggian 25 m dan sumber airnya berasal dari mata air Cimalagiri di Gunung Mandalawangi. Letak air terjun ini berada pada ketinggian 1045 di atas permukaan laut dengan reka bentuk alam berlembah disertai kemiringan lahan yang curam. Sepanjang jalan setapak menuju lokasi objek merupakan titik pandang yang cukup strategis untuk melihat pemandangan alam sekitar yang indah. Sekitar kawasan memiliki daya serap tanah yang cukup baik dengan jenis material tanah berbatu.
     
Kualitas dan kebersihan lingkungan yang cukup memadai ini terlihat dari sedikitnya sampah yang bertebaran. Keadaan bentang alam Curug Cibuni Racun ini tergolong baik karena tingginya air terjun tersebut ditambah hamparan alam yang hijau dan asri. Salah satu nilai tambah objek ini adalah faktor suhu atau temperatur. Temperatur kawasan yang sejuk, berkisar antara 23-25 derajat celsius sangat mendukung kegiatan wisata.
     
Daya tarik Curug Cibuni Racun bukan hanya karekteristik alamnya tapi juga dari legenda atau dongengnya. Dongeng yang melatarbelakangi nama dari air terjun tersebut bersumber dari cerita pada zaman kerajaan. Dongeng itu menceritakan bahwa pada zaman dahulu kala terdapat suatu sayembara memperebutkan seorang putri yang cantik jelita. Para jawara atau jagoan silat harus bertarung mempertaruhkan nyawa untuk dapat menjadi pemenang dan mendapatkan sang putri sebagai hadiah kemenangannya. Ketika sayembara tersebut berlangsung, ternyata hasilnya imbang sehingga tidak ada yang berhak mendapatkan putri tersebut. Kemudian karena di antara kedua jawara tersebut tidak ada seorangpun yang berhak mendapatkan sang putri, maka putri tersebut disembunyikan dan diracun di tempat yang sekarang dikenal dengan Curug Cibuni Racun.
     
Di sekitar curug ini hanya tersedia 1 buah shelter dengan kondisi yang cukup baik, dan sampai saat ini belum tersedia fasilitas akomodasi. Alternatif fasilitas akomodasi terdekat yang dapat digunakan pengunjung adalah Wisma LEC yang terletak di Kecamatan Tarogong. Kemudian untuk fasilitas rumah makan, maka Rumah Makan Adika yang berada di depan Pasar Leles atau Jalan Raya Leles dapat dijadikan alternatif bagi wisatawan yang ingin mengisi perutnya.

Aksesibilitas
Untuk mencapai ke objek ini dapat menggunakan angkutan perkotaan trayek Kadungora ? Penclut dengan tarif antara Rp. 1.000 ? Rp. 1.500 atau dapat menggunakan ojeg dari Kadungora dengan tarif Rp. 4.000 atau juga dapat menggunakan transportasi mikrobus dengan trayek Bandung-Pamengpeuk, yang melewati jalan akses menuju ke objek ini. Jarak terminal angkot Kadungora dari stasiun Kadungora berjarak 5 km dari objek Curug Cibuni Racun. Dalam usaha pencapaian ke objek pengunjung akan melalui jalan raya kecamatan sejauh 3 km dengan kualitas jalan baik, lebar jalan memadai dan tidak berlubang, dan kemudian melewati jalan akses sejauh 500 m yang berbentuk foot trail, dan akhirnya menelusuri jalan setapak sejauh 300 m yang berbentuk foot trail dengan lapisan permukaan tanah berpasir. Jarak antara objek dan pusat pemerintahan kecamatan sekitar 7 km, sedangkan dengan pusat pemerintahan kabupaten berjarak 23 km, dari dengan Kabupaten Bandung berjarak 47 km serta berjarak 227 km dari ibukota provinsi, Jakarta.